Rabu, 21 Januari 2015

Pengertian Metode Pembelajaran




Pengertian Metode
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Para ahli mendefisinikan metode sebagai berikut:
1.      Hasan langgulung mendefisinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.      Abd. Rahman Ghunaiamah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajar.
3.      Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasi kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran.[1]
Metode pembelajaran bahasa arab telah mendapatkan perhatian dari pakar pembelajaran bahasa dengan melakukan berbagai kajian dan penelitian untuk mengetahui efektifitas dan kesuksesan berbagai metode pembelajaran. Hal yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian juga adalah pendekatan pembelajaran bahsa Arab.
Untuk memulai memberikan perhatian pada pendekatan pembelajaran itu adalah dengan berusaha menjelaskan istilah-istilaah yang sering kali berkembang karna kemiripan dan dekatnya hubungan diantara masing-masing istilah berikut ini, yaitu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Untuk menjelaskan ketiga istilah tersebut maka disini diberikan gambaran umum sebelum dijelaskan secara rinci definisi satu persatu. Pendekatan adalah merupakan bingkai umum bagi metode, sedangkan metode adalah bingkai umum bagi teknik serta teknik itu merupakan bentuk pelaksanaan metode yang dipraktikkan bersama-sama dengan pendekatan.[2]   
Metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik pengajran matematika, kesenian, olah raga, ilmu alam, dan lain sebagainya. Semua proses pengajaran yang baik maupun yang jelek pasti memuat berbagai usaha, memuat berbagai aturan serta didalamnya terdapat sarana dan gaya penyajian. Dan tidak mungkin sebuah prose pengajaran tanpa adanya usaha untuk menyampaikan sesuatu kepada pembelajar.
Oleh sebab itu metode bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum bagi pemlihan, penyusunan, serta penyajian materi kebahasan. Serta yang harus diperhatikan dalam menentukan metode, hendaknya tidak terjadi benturan antara metode dengan pendekatan yang menjadi dasarnya.
Untuk lebih jelasnya, pendekatan itu adalah suatu yang bersifat prinsip filosofis, sedangkan metode itu adalah suatu yang bersifat praktis. Atau dengan kata lain pendekatan itu sesuai yang abstraak, sedang konkritnya adalah tercermin dalam metode.  
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru tarjamah benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar memgajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karna adanya perangsang dari luar. Karna itu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seorang.[3]
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaiakn dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan intruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskan dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang tlah dirumuskan tersebut.
Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan suatu metode, karna mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan suatu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajannya tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergaiarah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anakdidik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam menyampaikan pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebagaimana dijelaskan dalam uraian sebelumnya, bahwa metode itu mencakup cara serta sarana untuk menyajikan materi pelajaran, maka ketepatan dalam memilih metode sangat menentukan  keberhasilan penggunaan metode pembelajaran tersebut, oleh karna itu sebelum membahas macam-macam metode pembelajaran bahasa Arab, terlebih dahulu disampaikan tentang hal yang harus dijadikan pertimbangan dalam penggunaan sebuah metode pembelajaran, yaitu sebagai beikut:
a.       Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akalnya, serta kondisi sosial yang melingkupi kehidupanmereka
b.      Guru memperhatikan kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran sepei kaidah bertahap dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhan ke yang rumit, dari yang jelas ke yang membutuhkan interpretasi, serta dari yang kongkret ke yang bersifat abstrak.
c.       Mempertimbangkan perbedaan kemampua siswa baik aspek kognitif, efektif maupun psikomotorik.
d.      Bisa menciptakan situasu siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan pelajaran, sekiranya bisa mengikut sertakan siswa dalam mendapatkan pengalaman yang lalu, serta menjauhkan hal-hal yang bisa mengakibatkan siswa berpaling dari pelajaran dan mendatangkan kejenuhan.
e.       Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi siswa serta membangkitkan sikap kreatif.
f.       Metode yang dipakai bisa menjadikan pembelajaran seperti permainan yang menyenangkan dan aktifitas yang bermanfaat.
g.      Hendaknya metode menganut dasar-dasar pembelajaran, seperti pemberian reward  dan sanksi, latihan, senang dan mampu untuk melakukan sesuatu.[4]
Setelah kita membahas tentang hal-hal yang menjadikan pertimbangan dalam memilih metode maka pembahasan kita berikutnya adalah tentang metode yang telah berkembang dalam pembelajaran bahasa Arab, di antanya yaitu Metode Tamyiz.
Metode Tamyiz adalah formulasi teori dasar quantum Nahwu-Shorof yang masuk dalam kategori Arabic for Specific Purpose (ASP) dengan target sederhana yaitu sedaei anak kecil SD/MI dan pemula (yaitu siapa saja yang sudah bisa membaca Al-Qur’an) pintar membaca, mentarjamah dan menulis (imla) Al-Qur’andan kitab kuning.[5]
a.       Prinsip Umum Metode Tamyiz
Prinsip umum metode Tamyiz yaitu cara (mengajar) lebih penting dari meteri (yang di ajarkan).
الطريقة أهم من المادة
Maddah (materi yang di ajarkan) dalam metode Tamyiz hampir sama saja dengan buku-buku Nahwu-Shorof lain, yang paling penting dalam metode Tamyiz adalah Thoriqoh (cara mengajarkannya) yang harus bisa anak kecil karena begitu mudah thoriqohnya.
b.      Prinsip Mengajar Tamyiz
1)      Mengajar dengan bahasa hati
Mengajar bisa dengan mulut bisa dengan hati, dan Alloh SWT meurunkan Al-Qur’anke hati manusia.
2)      Mengajar dengan mematuhi tahapan.
c.       Prinsip Cara Belajar Tamyiz
1)      LADUNI (ilate kudu muni): santri belajar dengan tehnik mengeraskan suaranya (sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan penggunaan potensi otak kiri dan otak kanan secara seimbang), ditambah dengan teknik pengulangan yang intergratif (sebagai salah satu mengoptimalkan potensi otak bawah sadar atau qolbun/shudur) sehinnga hasil belajar lebih optimal.
2)      SENTOT (santri TOT): model belajar santri adalah model ustadz yang sedang mengajar Tamyiz kepada orang lain (konsep START FROM THE END).[6]
d.      Penerapan Metode Tamyiz
Penerapan metode tamyiz   dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1)      Tamyiz Intensive; tamyiz diajarkan kepada santri secara intensif –sehari 3 – 4  jam-  dalam sistem pesantren yang mukim, sehingga santri sudah bisa Kitab Kuning dalam waktu kurang lebih 100 jam pelajaran.
2)      Tamyiz Inside; tamyiz disisipkan pada kurikulum sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, Pesantren dan Perguruan Tinggi.[7]
e.       Pengelompokan Metode Tamyiz
Metode Tamyiz dikelompokan menjadi tiga:
1)      Tamyiz 1: santri pintar menterjemahkan Al-Qur’andengan bantuan kamus Kawkaban. Dalam Tamyiz 1 ini diharapkan santri berhasil:
a)      Pintar membaca Al-Qur’anputus-putus.
b)      Pintar tasrif dan dhomir.
c)      Pintar mujarrod (membuka kamus).
2)      Tamyiz 2: santri pintar membaca kitab kuning (Tahsinul Qodir) tampa tarjamahnya. Dalam Tamyiz 2 ini diharapkan santri berhasil:
a)      Pintar membaca kitab kuning putus-putus;
b)      Pintar i’rob;
c)      Pintar awamil;
d)     Pintar sibh jumlah;
e)      Pintar jumlah fi’liyah;
f)       Pintar jumlah ibtidaiyah.
3)      Tamyiz 3: santri pintar tarjamah dan mengajarkan Al-Qur’andan kitab kuning (Tahsinul Qodir).[8]


[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 184-185
[2] M. Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008 ), h. 1-2
[3] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Reneka Cipta, 2006),  h. 72-73
[4] Abdul Hamid, dkk Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008 ), h. 16- 17
[5] Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning, (Jakarta: Tamyiz  Publishing, 2013), h. 7.
[6] Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning, (Jakarta: Tamyiz  Publishing, 2013), hlm. 8.
[7] Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning, (Jakarta: Tamyiz  Publishing, 2013), hlm. 13.
[8] Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ān dan Kitab Kuning, (Jakarta: Tamyiz  Publishing, 2013), h. 14.

0 komentar:

Posting Komentar