BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Bermacam-macam cara telah banyak
ditempuh oleh ummat masyarakat dalam melaksanakan operasi mental. Ada yang
melalui pengajaran dan pendidikan, lewat sistim da’wah dan
penerangan-penarangan agama, menggunakan mass media, surat-surat kabar,
majalah, radio, televisi dan buku-buku, melalui perkumpulan atau
organisasi-organisasi sosial dan bermacam-macam bentuk pergaulan hidup lainnya.
Bahkan ada yang menempuhnya dengan riyadloh - riyadloh badaniyah dan latihan - latihan kejiwaan atau.
kerohaniyahan. Masing-masing dengan methode dan sistimatika yang berbeda-beda.
Ada banyak sekali macam dan jenisnya
doa yang dilakukan orang dengan cara dan bahasa yang berbeda-beda menurut
bahasa negara dan bahasa daerah masing-masing, dan mengikuti tuntunan agama
atau kepercayaan yang dianut sendiri-sendiri. Rasulullah shollalohu ‘alaihi
wasallam bersabda :
الـدعـاء سـلاح الـمـؤمـن ... الحديث. رواه أبـو يعلى والحاكم عن علىّ
"Doa adalah senjata orang mukmin ……..” .
Ibarat “senjata”, maka daya keampuhan dan kegunaan
do’a juga berbeda-beda. Antara lain berkaitan dengan pribadi dan kepribadian
Pencipta doa, tujuan dan kepentingan apa itu doa dicipta, situasi dan kondisi
pada waktu doa itu dicipta, susunan redaksi doa, kaifiyah (cara pengamalan) dan
adab-adab ketika berdoa dan kondisi batiniyah dan kejiwaan orang yang berdoa.
Misalnya; hudlur hati, kekhusyu’an, keikhlasan, kemantapan hatinya dan
sebagainya.
Para ulama, terutama Ulama Shufi
berpendapat bahwa do’a yang lebih diijabahi oleh Allah Subhanahu wata'ala, istilah bahasa Jawa paling mandi adalah doa
Shalawat. Dan pendapat ini cocok dengan kenyataan. Lebih-lebih di zaman
mutakhir ini. Insya Allah tentang Shalawat kepada Baginda Nabi Shollallohu
'alaihi wasallam ini akan dibahas dalam
bab tersendiri di belakang.
Secara umum mengenai faedah dan manfaat doa
Shalawat kepada Baginda Nabi Shollallohu
'alaihi wasallam, bagi si pembaca Shalawat adalah seperti dikatakan oleh Syekh
Hasan Al-‘Adawi di dalam syarah kitab “Dalaa-ilul Khoiroot” yang kemudian
dibenarkan dan didukung oleh para Ulama Shufi lainnya, yaitu sebagai berikut:
إنّ
الصّـلاة على النّبىّصلى الله عليه وسلّم تـنـوّرالـقــلوب وتـوصــل
مـن
غـير شـيخ إلى عــــلاّم الغــــيوب.
سعــادة الــدارين : 36
“Sesungguhnya membaca Shalawat
kepada Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam, itu bisa menerangi hati dan mewushulkan kepada
Tuhan Dzat Yang Maha Mengetahui perkara ghaib”. (Sa' adatud-Daroini hal. 36)
“menerangi hati”: hati
menjadi terang, jernih dan tenteram. “mewushulkan” : mengantar dan menyampaikan
kepada tingkat kondisi batiniyah yang sadar kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Banyak pandangan dan
pendapat-pendapat dari para Ulama mengenai sholawat. Ada yang diangkat dari
qo’idah-qo’idah agamis, ada pula yang berdasar atas keyakinan dan pengalaman
dzauqiyyah dan dari hasil-hasil mukasafah. Antara lain seperti di bawah ini.
أ َقــْـرَبُ الطــُّـرُق ِإ ِلـَى الله فِى آخِـر ِالـزّ َمَــــان خُصُوْصًا لـــِلــْــــــمُــسـْــر ِفِ
كــَــثـــْرَة ُاْلإِ سْتـــِغْــفــَار
ِوَالـصّــَـــلا َ ة ُ عَـلــَى
الـنّــَـــِبِيِّ e
(سعــادة الـــداريـن )
“Jalan yang paling dekat (menuju
wushul) ke-pada Alloh
pada akhir zaman, khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa,
adalah memperbanyak istighfar dan bacaan sholawat kepada Nabi r”. (Dari kitab Sa`adatud Daaroini) .
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sholawat Wahidiyah?
2. Apa dasar membaca Sholawat?
3. Apa faidah bagi orang yang membaca Sholawat?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Sholawat
Wahidiyah.
2. Untuk mengetahui dan memahami dasar membaca Sholawat.
3. Untuk mengetahui dan memahami faidah bagi orang yang
membaca Sholawat.
BAB II
SHOLAWAT
WAHIDIYAH DAN FAIDAHNYA
A.
PENGERTIAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
1.
Pengertian Sholawat
a).
Pengertian Sholawat
Kata Shalawat berasal dari bahasa arab al-shalawatu (الصلوات ( bentuk jamak dari al-shalatu, menurut bahasa berarti “doa, pujian, kasih sayang, tambanya kebaikan, mengangkat dan menghapus”, kata al-shalatu (( الصلاة dibentuk dari shala–yushali-shalatan ((صلاة. Shalatullah: tsanauhu artnya pujian allah, shalatu al-malaikah: dua’ yang ber arti doa.[1]
“Sholawat” menurut arti bahasa mempunyai arti “do’a”, “kasih sayang”, “memuliakan dan memuji”.[2] Sedangkan Pengertian Sholawat menurut istilah sangat beraneka ragam sesuai dengan pandangan para ulama dalam mendefinisikan Sholawat itu sendiri. Sebagian Ulama berpendapat bahwa Sholawat Allah I kepada Nabi e adalah memuliakan dan memuji beliau.[3] Sholawat dari Alloh I kepada Kanjeng Nabi e berupa penambahan rohmat dan kemuliaan (rohmat ta’dhim), sedangkan sholawat kepada selain Beliau e (bagi orang mu’min) berupa rohmat dan maghfiroh (kasih sayang dan ampunan). Adapun Sholawat Malaikat kepada Baginda Nabi e berupa permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah bagi Beliau e, dan yang kepada selain Beliau e (bagi orang mu’min) berupa permohonan rohmat dan maghfiroh.[4]
b).
Pengertian Wahidiyah
Menurut arti bahasa, kalimat “وَاحِدٌ” artinya ESA.[5] الوَاحٍِدُ" artinya “Yang Maha Esa”. Kemudian kata الوَاحِدُ ditambah dengan بَاءُ النِّسْـبَة dan huruf “ta’ marbuthoh”, sehingga menjadi الوَاحِدِيّــَة berarti “yang mengesakan” Kata الوَاحٍِدُ identik dengan kata الاحَدُ yang maksudnya berarti “المــُنْفــَر ِدُ”, yaitu tiada yang menyamai bagi-Nya atau tiada bersama lain-Nya.[6]
Nama “WAHIDIYAH” diambil dan tabarukan dari dan kepada Asmaul-A’dhom “Al-WAAHIDU” yang terdapat di dalam rangkaian Sholawat yang pertama (”ALLOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD”……dan seterusnya.
“WAHIDU” artinya “SATU”. Satu tidak terpisahkan lagi. Mutlak satu, azalan wa-abadan. Satunya Alloh tidak seperti satunya makhluk. Diantara khowasnya “WAAHIDU”, seperti disebutkan dalam kitab Sa’aadaatud Daraini, Rasulullah e bersabda yang artinya kurang lebih: “AL-WAAHIDU” termasuk Asma Allah Yang Agung (Amaa-ul-A’dhom) yang barang siapa berdoa dengan kalimah itu akan diijabahi dan barang siapa memohon dengan kalimah itu maka akan dikabulkan.
Para ahli haqiqat mengatakan bahwa diantara khowasnya (hasiatnya) “AL-WAAHIDU” yaitu menyembuhkan rasa kebingungan, rasa rupek, rasa gelisah dan susah dalam hati. Barang siapa membacanya dengan sepenuh hati ( hudlur ) sebanyak 1000 x, maka dia dikarunia Allah I tidak mempunyai rasa takut dan kawatir kepada makhluk, sedangkan takut kepada makhluk itu adalah sumber dari bencana dunia dan akhirat.[7]
c).
Pengertian Sholawat Wahidiyah:
Dalam buku-buku Wahidiyah
disebutkan tentang pengertian Sholawat Wahidiyah diantaranya :
(1)
Sholawat Wahidiyah adalah rangkain do’a Sholawat
Nabi e sebagaimana tertulis di dalam
lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk tatacara dan adab pengamalannya.
(2)
Sholawat Wahidiyah, Alhamdulillah, oleh
Alloh I pengamalnya dikaru-niai
berbagai manfaat dan faedah, antara lain dan terutama berfaedah mejernihkan
hati, membuahkan ketenangan batin dan ketenteraman jiwa, serta peningkatan daya
ingat / sadar / ma’rifat kepada Alloh I Tuhan Yang Maha Esa dan
Rosul-Nya e
(3)
Sholawat Wahidiyah mempunyai kandungan berupa
suatu sistem
yang disebut AJARAN WAHIDIYAH.
(4)
Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah
mulai disiarkan pada tahun 1963 dan telah diberikan ijazah secara mutlak oleh
Muallifnya t untuk diamalkan dan disiarkan
kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ikhlas tanpa pamrih dan dengan
bijaksana.[8]
B. DASAR
MEMBACA SHOLAWAT
1. Dasar
Al-Qur’an
Dasar
mengamalkan atau membaca Sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad r adalah firman Alloh dalam Surat Al-Ahzab, ayat 56 :
إ
ِنَّ الله َوَمَلآ ئِكــَـتــَهُ
يُصَلــُّوْنَ عَلــَى النَّبِيِّ يــَآأ َيــُّهَا الــّــَذِيــْنَ
آمَنُوْا صَلــُّوْا عَلــَيْه وَسَلِـــِّـمُوْا
تــَسْلِيــْمًا ( 33- الأحزاب :56)
Artinya kurang lebih :
“Sesungguhnya Alloh dan para Malaikat-Nya membaca Sholawat
kepada Nabi (r); Wahai orang-orang yang beriman bacalah
Sholawat dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepadanya (QS. 33 Al-Ahzab, 56).
2. Dasar
Al-Hadits
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ
ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ
لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا
هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
Artinya Kurang lebih:
“Dari Abdullah bin Amru bin
al-Ash bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Apabila kalian mendengar mu'adzdzin (mengumandangkan adzan) maka
ucapkanlah seperti yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah atasku, karena
orang yang bershalawat atasku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan
bershalawat atasnya dengannya sepuluh kali, kemudian mintalah kepada Allah
wasilah untukku, karena ia adalah suatu tempat di surga, tidaklah layak tempat
tersebut kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan saya berharap
agar saya menjadi hamba tersebut. Dan barang siapa memintakan wasilah untukku,
maka syafa'at halal untuknya."[9]
3. Pendapat
Ulama’
ان العلماء اتفقوا ان جميع الاعمال
منها المقبول والمردود الا الصلاة على النبى صلى الله عليه وسلم فانها مقبولة قطعا.
“Dan sesungguhnya para
Ulama’ sudah sependapat bahwa sesungguhnya semua amal itu ada yang diterima dan
ada yang ditolak, terkecuali sholawat kepada Nabi e Sesungguhnya sholawat kepada Nabi e, itu “maqbuulatun qoth’an” pasti
diterima. [10]
Sholawat dari Alloh I kepada Baginda Nabi r
berupa penambahan rohmat dan kemuliaan (rohmat ta’dhim). Sedangkan yang
kepada selain Baginda Nabi r berupa rohmat dan maghfiroh
(kasih sayang dan ampunan).
Adapun Sholawat para malaikat yang kepada
Baginda Nabi r berupa permohonan rohmat dan kemuliaan kepada
Alloh bagi Baginda Nabi r
dan yang kepada selain Baginda
Nabi r berupa permohonan rohmat dan maghfiroh.[11]
Mengenai kedudukan hukumnya membaca Sholawat, ada
beberapa pendapat dari para Ulama. Ada yang mengatakan wajib bil ijmal,
ada yang mengatakan wajib satu kali semasa hidup, dan ada yang berpendapat sunnah.
Pendapat yang paling masyhur adalah sunnah muakkadah. Akan tetapi
membaca Sholawat pada tahiyyat akhir dalam sholat hukumnya wajib oleh
karena sudah menjadi sebagai rukunnya sholat.
Bagi kita para pengamal Sholawat Wahidiyah dan
pada umumnya kita kaum mukminin dan kaum muslimin, disamping memperhatikan pendapat
para Ulama tentang kedudukan hukum membaca Sholawat seperti di atas, yang lebih
penting lagi adalah menyadari dengan konsekwen bahwa membaca Sholawat kepada
Baginda Nabi r merupakan kewajiban moral dan keharusan
budi nurani tiap-tiap manusia lebih-lebih kita kaum mukminin. Sebab :
Pertama; kita
diperintah membaca Sholawat seperti ayat tersebut di atas. Kedua; kita semua berhutang budi kepada Baginda Nabi r yang tidak terhitung banyak dan besarnya dhohiron
wa bathinan syar’an wa haqiqatan. Ketiga ; faedah
dan manfa’at bacaan Sholawat
kembali kepada yang membaca. Bahkan disamping pembaca sendiri, keluarga,
masyara-katnya dan makhluq-makhluq lain juga ikut
merasakan manfaat dan barokahnya bacaan Sholawat. Manfaat dan barokah yang luas
sekali, baik untuk kepentingan di dunia maupun di akhirot. Manfaat lahir dan
manfaat batin, manfaat materiil dan manfaat sepiritual. Junjungan kita Nabi
Muhammad r sendiri tidak berkepentingan dan tidak
tergantung kepada ba-caan Sholawat dari ummat. Adanya perintah membaca
Sholawat, justru man-faatnya
kembali kepada ummat sendiri, untuk mengangkat derajat, untuk meningkatkan iman,
taqwa dan mahabbah-nya kepada Allah wa Rosuulihi r.[12]
C.
FAEDAH MEMBACA SHOLAWAT
Ada banyak
sekali sabda Rosululloh r yang menerangkan faidah, fadlilah /
keutamaan dan manfaat membaca Sholawat. Juga banyak Hadits yang memberi
peringatan dan bahkan kecaman terhadap mereka yang lengah dan kurang perhatian
terhadap bacaan Sholawat. Hadits-hadits tersebut antara lain seperti di bawah
ini.
قـَالَ r :
مَنْ صَلــَّى عَلــَىَ ّصَلا َة ًوَاحِدَة ًصَلــَّى الله عَــلــَيــْهِ
عَـــشْـــرًا وَمَــنْ صَــلــَّى عَــلــَـىَّ
عَـشْـــــرًا صَـلــَّى الله ُ عَــلــَـيْه ِ مِـائـــَة ً,
وَمَــنْ صَـلــَّى عَـلــَىَّ مـِـائــَة ً كــَــتــَبَ
الله ُ بَــيْنَ عَـيْـنَـيْهِ بَـرَأ َة ً مِـنَ الــنِّـفـَاق وَبـَرَأ َة
ًمِــنَ الـنـَّار وَأ َسْكــَــنـَهُ يـَوْمَ
الــْــقِـيَامَـةِ مَــعَ الـشُّــهَدَآء .رواه الــطـبرانى
عـن أنـس بن مــالك
y
Artinya kurang
lebih:
Bersabda Rosululloh
r : “Barang siapa membaca
shalawat kepadaku satu kali, maka Alloh membalas shalawat kepadanya sepuluh
kali; dan barang siapa membaca shalawat kepadaku seratus kali, maka Alloh
menulis pada antara kedua matannya : “bebas dari munafiq dan bebas dari
neraka”, dan Alloh menempatkannya besok pada Yaumul Qiyamah bersama-sama dengan
para suhadak”. (Riwayat Thabrani dari Anas bin Malik).[14]
Betapa
besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dengan bacaan shalawat kepada Nabi r. Satu kali
dibalas sepuluh kali; sepuluh kali dibalas sera-tus
kali, dan seratus kali membaca Sholawat dicatat dan dijamin bebas dari nifaq dan dari neraka, disamping
digolongkan dengan para Syuhadak. Bahkan lebih dari itu. Sholawat dari Allah kepada hamba-NYA jauh lebih
berharga, tidak dapat diperbandingkan dengan bacaan Sholawat dari para
hamba-NYA.
“Nifaq” adalah penyakit mental yang
sudah menjadi wabah masyarakat (mental epidemi). Seseorang yang terjangkit
penyakit nifaq disebut “Munafiq”.
Penyakit tersebut jika tidak diadakan penanggulangan dan pengobatan
pasti akan membawa kehancuran dan kesengsaraan ummat manusia. Sebab di dalam
sifat nifaq itu tersimpan “nuklir jahat” yang sangat besar
potensialnya dan paling dahsyat dampak kehan-curannya. Lebih dahsyat dari bom
nuklir di Hirosima, Jepang. Energi potensialnya yang jahat itu tidak hanya bisa
menghancurkan satu kota atau satu negara, tetapi bahkan mampu menghancurkan
dunia seisinya.[15]
Firman Alloh I:
ظــَهَرَ
الــْفــَسَادُ فِي الــْبَرِّ وَالــْبَحْر بــِمَا كــَسَبَتْ أ َيـــْدِي النَّاس لــِيُذِيـْقــَـهُمْ
بــَعْـضَ الــَّذِيْ عَمِلــُوْا لــَعَلــَّــهُمْ يَرْجــِعُــوْنَ ( 30 – الروم : 4)
Artinya kuning lebih:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali ke jalan yang benar” (30-Ar-Rum: 41).
b. Dekat
dengan Rasulullah e:
Seluruh ummatnya Nabi Muhammad r tentu ingin dirinya berada dekat dengan Rasulullah
r lebih-lebih
besok pada Yaumul Qiyaamah. Apakah kita sudah konsekwen dengan keinginan
itu?. Artinya; bagaimana usaha kita
agar supaya berada dekat dengan Rosululloh r ? Marilah kita perhatikan Hadits di bawah ini!.
قــَالَ
e : فــَـمَنْ كـــَانَ
أَكــْــثـــَرُهُـمْ عَلــَىَّ صَلا َة ً كــَـانَ أ َقـــْـرَبـَهُم مِـنــِّيْ مَـنْـز ِلــَة ً. رواه
البيْهَقي عَن أبي أُمَا مَة َبسَنَدٍ حسَن.
Artinya kuning lebih:
Bersabda Rasululloh r: “Barang siapa yang lebih banyak di antara kamu
sekalian membaca-nya Sholawat kepada-ku, dialah yang lebih dekat kedudukannya
dengan aku” (H.R.
Al-Baihaqy dari Abi Umamah t)[16]
c. Penebus
Dosa dan Pembersih Jiwa
قــَالَ e : صَــلّــُـوْا
عَـلــَيَّ فــَإ ِنَّ الصَّـلا َة عَلــَيَّ كــَــفـــَّـارَة لــَكــُمْ
وَزَكــَاة ٌ, وَمَنْ صَلــَّى عَـلــَيَّ مَــرَّة ًصَلــَّى الله ُعَلــَيْه
ِعَشْرًا (رَوَاه ابنُ عَاصِم ٍ عن أنــَس
ٍt)
Artinya kuning lebih:
Bersabda Rasululloh r : “Bacalah kamu sekalian Sholawat kepadaku,
maka sesungguhnya bacaan Sholawat kepadaku itu menjadi penebus dosa dan
pembersih bagi kamu sekalian; Dan barang siapa mem-baca sholawat kepadaku satu
kali, maka Alloh memberi sholawat kepadanya
sepuluh kali. (Riwayat
Ibnu Abi ’Ashim Dari Anas bin Malik t)[17]
قــَالَ
e :اَكــْــثِرُوا
الصَّلا َة َعَلــَيَّ فــَإ ِنَّ صَلا
َتــَكــُمْ عَلــَيَّ مَغْـفِرَة ٌلِـذُنــُوْبــِكــُمْ وَاطْـلــُــبُوْا ِلى
الدَّرَجَة َوَالْـوَسِيْلــَة … الحــَديثَ ( رواه ابْنُ عَسَاكِرَ عن الحسَن ِ
بْنِ عَلي ّرضىالله عنهما)[18]
Artinya kuning lebih:
Bersabda Rasululloh r : “Perbanyaklah baca-an sholawat
kepadaku; karena sesungguhnya bacaan sholawatmu kepadaku itu merupakan maghfiroh atas dosa-dosa kamu sekalian, dan
carilah kedudukan dan wasilah kepadaku …. (Hadits Riwayat Ibnu ‘Asakir dari Hasan Bin Ali Ra.)
d. Sebagai
pengantar doa, ridla Allah dan pencuci amal
قــَالَ
e: صَـلا تــُـكــُمْ عَـلــَيَّ مَحْـرَزَة ٌلــِدُعــَائِكــُــمْ
وَمَرْضـَـاة ٌلِـرَبــِّكــُــمْ وَزَكـــَاة ٌلأ َعْــمـَـالِكــُــــمْ )رواه الدَّيــْلمَى عن على ٍّ كرَّم الله ُ وَجــْــهَه)
Artinya kuning lebih:
Bersabda Rasulullah r : “Bacaan sholawatmu kepadaku itu merupakan
pengawal bagi do’amu dan meridlokan Tuhanmu, serta sebagai pembersih
amal-amalmu.” (Riwayat
Ad-Dailami dari Sayyidina ‘Ali, Karromallohu Wajhah).
BAB III
KESIMPULAN
Kata
Shalawat berasal dari bahasa arab al-shalawatu (الصلوات ( bentuk jamak dari al-shalatu, menurut bahasa berarti “doa, pujian, kasih sayang, tambanya
kebaikan, mengangkat dan menghapus”, kata al-shalatu (( الصلاة dibentuk
dari shala–yushali-shalatan ((صلاة.
Shalatullah: tsanauhu artnya pujian allah, shalatu al-malaikah: dua’ yang ber
arti doa. Sedangkan
Nama
“WAHIDIYAH” diambil dan tabarukan dari dan kepada Asmaul-A’dhom
“Al-WAAHIDU” yang terdapat di dalam rangkaian Sholawat yang pertama (”ALLOHUMMA
YAA WAAHIDU YAA AHAD”……dan seterusnya.
“WAHIDU”
artinya “SATU”. Satu tidak terpisahkan lagi. Mutlak satu, azalan wa-abadan.
Satunya Alloh tidak seperti satunya makhluk. Diantara khowasnya “WAAHIDU”,
seperti disebutkan dalam kitab Sa’aadaatud Daraini, Rasulullah e bersabda yang artinya kurang
lebih: “AL-WAAHIDU” termasuk Asma Allah Yang Agung (Amaa-ul-A’dhom) yang barang
siapa berdoa dengan kalimah itu akan diijabahi dan barang siapa memohon dengan
kalimah itu maka akan dikabulkan. Jadi, yang dimanakan Sholawat
Wahidiyah adalah rangkain do’a Sholawat Nabi e sebagaimana tertulis di dalam
lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk tatacara dan adab pengamalannya.
Dasar Membaca Sholawat adalah dari dalil Al-Qurr’an,
Al-Hadist (As-Sunah) dan Qoul Ulama’.
Faidah dan manfaat membaca sholawat banyak sekali di antaranya yaitu, diberi imbalan sholawat yang berlipat
ganda, Dekat dengan Rasulullah e, Penebus
Dosa dan Pembersih Jiwa, sebagai
pengantar doa, ridla Allah dan pencuci amal.
[1] Ibnukatsi<r , Tafsi<r al-Qur’an
al-‘Adhi<m, bachsun qur’anun, al-Maktabah tsa<milah, 33-al-Achza<b :
56, hal. 426
[8] Dewan Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat
Wahidiyah. ( Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
PSW: 2011).hal 1. Lihat Juga Dewan
Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah. (Pedoman Pokok-Pokok Sholawat
Wahidiyah & Ajaran Wahidiyah: 2011). hal. 1.
[10]
Syekh Zaini Dakhlan.Taqribul-Ushul Fii Tashiilil Wushul
Fii Ma`rifatir-Robbi War-Rosuul r. hal: 57. Lihat juga Kifayatul-Atqiyaa,
hal. 48
[11] Al-Qurthubiy, al-Ja<mi’u liachka<mi al-Qur’ni (tafsir
al-Qurthubiy) (Mabchasu Qur`an, al Maktabah < 33-al Achza<b: 43, hal 433.
Teks arabnya demikian: والصلاة من الله
على العبد هي رحمته له وبركته لديه . وصلاة الملائكة : دعاؤهم للمؤمنين واستغفارهم
لهم
[12] Ruhan Sanusi, Mohmammad. Kuliah Wahidiyah
Untuk Menjernihkan Hati Dan Ma’rifat Billah Wabirosuulihi Saw. Dewan
Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah. 2010. Cet. XIII. hal. 32-33
[13] Ruhan Sanusi, Mohmammad. Kuliah Wahidiyah
Untuk Menjernihkan Hati Dan Ma’rifat Billah Wabirosuulihi Saw. Dewan
Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah. 2010. Cet. XIII. hal. 33
[14] Al-Thabra<niy, “al-Mu’jam al-ausath”, ( al-Maktabah
tsa<milah, kutub al-mutun, juz 16,)
halaman 18
[15] Ruhan Sanusi, Mohmammad. Kuliah Wahidiyah
Untuk Menjernihkan Hati Dan Ma’rifat Billah Wabirosuulihi Saw. Dewan
Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah. 2010. Cet. XIII. hal. 34
[16] Assunan Al-Kubro Lilbaihagi, (Program
Maktabah Syamilah). Juz 3. Hal. 249. Lihat Juga An-Nabhany,
Sa’adatuddaroini,…hal. 58.
[17] Jalaludin Asy_Suyuti, jami;ul Akhadits (Program
Al-Maltabah Asy-Syamilah Edisi II). Jilid: 4. hal. 13. Lihat Juga An-Nabhany,
Sa’adatuddaroini,…hal. 68.
[18] Al-Manawy, Faidhul Qodir ‘Alaa Syarkhi Jami’us
Shohir, (Program Al-Maltabah Asy-Syamilah Edisi II). Jilid: 2. hal. 112.
0 komentar:
Posting Komentar