HANYA IBLIS DAN
SEKUTUNYA
YANG MEMBENCI DAN SEDIH
MAULID NABI SAW
Al Quran memerintahkan
untuk bergembira atas wujud dan kelahiran Nabi Muhammad Saw.. Ejalah dengan
logika jernih firman Qur’ani berikut ini
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: Dengan
fadhl (Karunia) Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka BERGEMBIRA.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.[Qs Yunus : 48]
al Imam as Suyuthi
dalam kitab Ad Durrul Mantsur menuliskan tafsir sahabat Ibnu Abbas :
فضل الله العلم ، ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم ، قال الله تعالى { وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين } الأنبياء : 107.
Fadhl (karunia) Allah
adalah ILMU dan RahmatNya adalah NABI MUHAMMAD SAW.
Bahkan seorang kafir
seperti Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa disebabkan kegembiraannya ketika
mendapati kelahiran Nabi Muhammad Saw, Al Imam Al Hafizh Syamsuddin Muhammad
ibnu Abdullah al Jaziri rahimahullah di dalam kitabnya 'Urf al Ta'riif bi
Mauliid al Syariif menuliskan riwayat (yag juga terdapat dalam kitab Sahih
Bukhari) :
قد رؤي أبو لهب بعد موته في النوم فقيل له ما حالك ؟ فقال : في النار إلا أنه يخفف عني كل ليلة اثنين وأمص من بين أصبعي ماء بقدر هذا وأشار لرأس أصبعه وإن ذلك باعتاقي لثويبة عند ما بشرتني بولادة النبي صلى الله عليه وسلّم وبإرضاعها له ، فإذا كان أبو لهب الكافر الذي نزل القرآن بذمة جوزي في النار بفرحه ليلة مولد النبي صلى الله عليه وسلّم به فما حال المسلم الموحد من أمة النبي صلى الله عليه وسلّم يسر بمولده ويبذل ما تصل إليه قدرته في محبته صلى الله عليه وسلّم ؟ لعمري إنما يكون جزاؤه من الله الكريم أن يدخله بفضله جنات النعيم
Sungguh telah
diperlihatkan di dalam tidur (mimpi) bahwa sesungguhnya Abu Lahab setelah
kematiannya, ditanyakan kepadanya :”Bagaimana keadaanmu?”. Maka Abu Lahab
menjawab :”(Aku berada) di dalam neraka, hanya saja siksaan yang
diringankan dariku adalah pada hari Senin dan aku bisa menghisap air sekedarnya
dari sela-sela jari -lalu Abu Lahab member isyarah dengan ujung jarinya- dan
sungguh semua itu karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah ketika ia
menyampaikan kabar gembira dengan lahirnya Nabi saw serta disebabkan ia juga
menyusui Nabi saw”. Maka jika Abu Lahab yang kafir yang telah diturunkan ayat
Alqur-an untuk mencelanya diberi ganjaran kebaikan di dalam neraka karena
bergembira pada malam maulid Nabi Muhammad saw, lalu bagaimanakah dengan
seorang Muslim yang mengesakan Allah yang termasuk ummat Nabi Muhammad saw,
menampakkan kesenangan dengan kelahiran Beliau dan mengeluarkan apa saja yang dia
mampu demi kecintaannya kepada nabi saw?”. Demi umurku,
sesunggguhnya yang pantas bagi mereka dari Allah Yang Maha Pemurah adalah
memasukkan mereka dengan keutamaannya ke dalam surga yang penuh kenikmatan.
Juga al Imam al Hafizh
Syamsuddin ibnu Nashiruddin ad Damasyqi rahimahullah melantunkan sya’ir tentang Abu
Lahab yang diringankan siksaan neraka pada hari Senin dikarenakan telah
memerdekakan Tsuwaibah dan bergembira dengan kelahiran Nabi saw
إذا كان هذا كافرا جاء ذمه وتبت يداه في الجحيم مخلدا أتى أنه في يوم الإثنين دائما يخفف عنه للسرور بأحمد فما الظن بالعبد الذي كان عمره بأحمد مسرورا ومات موحدا
Jika orang kafir yang
telah datang (tertera) celaan baginya -“dan celakalah kedua
tangannya di dalam neraka Jahannam kekal di dalamnya”-, telah tiba pada
(setiap) hari Senin untuk selamanya, diringankan (siksa) darinya karena
bergembira dengan kelahiran Ahmad, maka bagaimanakah dugaan kita terhadap
seorang hamba yang sepanjang usia, (karena) kelahiran Ahmad, lantas ia selalu
bergembira dan tauhid menyertai kematiannya
al Imam as Suhailiy di
dalam kitab ar Raudh al Anfi :
أَنّ إبْلِيسَ- لَعَنَهُ اللهُ- رَنّ أَرْبَعَ رَنّاتٍ: رَنّةً حِينَ لُعِنَ، وَرَنّةً حِينَ أُهْبِطَ، وَرَنّةً حِينَ وُلِدَ رَسُولُ اللهِ- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَرَنّةً حِينَ أُنْزِلَتْ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ.
Sesungguhnya Iblis—semoga Allah
melaknatinya—pernah menjerit menangis empat kali: 1. Ketika dilaknat 2.
Ketika diturunkan/diusir (dari surga) 3. Ketika Rasulullah Saw dilahirkan 4.
Ketika diturunkan surat al Fatihah
Juga dikutip oleh al
Imam al Hafizh Ibnu Katsir di dalam kitab al Bidayah wan Nihayah:
حكى السهيلي عن تفسير بقي بن مخلد الحافظ : أن إبليس رن أربع رنات; حين لعن ، وحين أهبط ، وحين ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وحين أنزلت الفاتحة .
al Imam al Hafizh Abu
Nuaim al Asbihani dii kitab Hilyatul Auliya
حدثنا محمد بن معمر ، ثنا يوسف القاضي ، ثنا أبو الربيع ، ثنا جرير بن عبد الحميد ، عن منصور ، عن مجاهد ، قال : رن إبليس أربعا : حين لعن ، وحين أهبط ، وحين بعث النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد بعث على فترة من الرسل ، وحين أنزلت
" الحمد لله رب العالمين " ، وأنزلت بالمدينة ، وكان يقال : الرنة والنخرة من الشيطان ، فلعن من رن أو نخر .
al Imam al Qurthubi di
ktab tafsirnya:
وذكر ابن الأنباري في كتاب الرد له : حدثني أبو عبيد الله الوراق حدثنا أبو داود حدثنا شيبان عن منصور عن مجاهد قال : إن إبليس - لعنه الله - رن أربع رنات : حين لعن ، وحين أهبط من الجنة ، وحين بعث محمد صلى الله عليه وسلم ، وحين أنزلت فاتحة الكتاب ، وأنزلت بالمدينة .
0 komentar:
Posting Komentar